Halaman

Senin, 10 November 2014

Profesionalisme Akuntan Publik pada Bre-x


Kasus Bre-x

Bre-(-)X Minerals Ltd., anggota Kelompok perusahaan Bre-X, adalah sebuah perusahaan tambang emas di Kanada yang pernah dilaporkan menguasai sebuah cadangan emas yang sangat besar di Busang, Kalimantan. Bre-(-)X membeli situs Busang pada Maret 1993 dan pada Oktober 1995 mengumumkan telah menemukan emas dalam jumlah yang sangat besar, sehingga menyebabkan harga sahamnya membubung tinggi. Pada mulanya sahamnya bernilai sangat kecil, namun setelah pengumuman itu, harga sahamnya mencapai nilai tertinggi pada $286.50 (dolar Kanada) di Toronto Stock Exchange (TSX), dengan kapitalisasi total senilai lebih dari $6 miliar dolar Kanada.


Cadangan emas di Busang dilaporkan sebesar 200 juta ounces (6.200 ton), atau sama dengan 8% dari seluruh cadangan dunia. Namun, ternyata ini adalah penipuan besar-besaran, dan di sana tidak ada emas. Sampel-sampel utamanya telah dipalsukan dengan menaburkannya dengan emas dari luar. Sebuah laboratorium independen belakangan mengklaim bahwa penipuan itu telah dilakukan dengan buruk, termasuk dengan menggunakan pengerokan dari perhiasan emas. Pada 1997, Bre-X runtuh dan sahamnya menjadi tidak bernilai dalam skandal saham terbesar dalam sejarah Kanada.


Bre-X akhirnya dinyatakan bangkrut pada 2002 meskipun sejumlah perusahaan subsidernya seperti Bro-X berlanjut hingga 2003. Felderhof tetap tinggal di Kepulauan Cayman, yang tidak mempunyai perjanjian ekstradisi dengan Kanada, meskipun sejumlah laporan mengatakan dia berada di negara-negara lain. Pada 2000 dan 2001, Komisi Keamanan Ontario menuduhnya melakukan insider trading. Pengadilan dilangsungkan tanpa kehadirannya, tetapi diskors pada April 2001 ketika Komisi berusaha menyingkirkan hakim kepalanya, Peter Hryn dengan alasan ia bias terhadap tuntutannya. Hal ini disangkal, dan pada 10 Desember 2003 bandingnya juga ditolak. Proses peradilannya dilanjutkan pada 6 Desember 2004 dan diharapkan akan berlanjut hingga setidak-tidaknya April 2005. Kasus ini berlanjut terus dan pada 21 Agustus 2006 pendapat penasihat hukum untuk Komisi Keamanan Ontario dan John Bernard Felderhof akan didengar di gedung pengadilan di Balai Kota Lama (Toronto).


Kandungan emas Busang sempat diragukan ketika Freeport Mc Moran and Gold mengumumkan hasil temuannya : kandungan emas Busang, tidak sebesar yang diberitakan Bre-X. Artinya, kandungan emas di bumi Kalimantan, dibawah angka ekonomis untuk ditambang. Maka, gegerlah masyarakat Indonesia. Bahkan, saham Bre-X yang sempat melambung tinggi karena berita temuan emasnya, merosot tajam di bursa saham Toronto, Kanada.


Busang yang sempat menjadi perhatian dunia akibat temuan Bre-X, sempat akan diperebutkan beberapa perusahaan besar tambang. Diantaranya Barrick Gold dari Amerika yang didalamnya duduk mantan Presiden AS George Bush sebagai Presiden Komisaris, dan Placer Dome, perusahaan tambang raksasa asal Kanada. Akhirnya di awal tahun ini disepakati pembentukan konsorsium Busang yang terdiri atas Bre-X (sahamnya 45 persen), Nusamba (30 persen) dan Freeport memegang 15 persen. Sementara pemerintah Indonesia hanya mendapatkan jatah 10 persen.


Ketua Perhimpunan Ahli Tambang Indonesia (Perhapi), Herman Afif Kusumo, melihat kasus Busang ini sebagai pelajaran bagi pemerintah dan pengusaha Indonesia agar tidak terkecoh dengan perusahaan asing. "Seharusnya kita sejak awal mencurigai Bre-X, masa temuan dengan nilai ekonomi sebesar 10 juta ounces tidak ditambang


PENDAPAT:


Kasus ini terjadi karena ada sekelompok pengusaha Kanada yang melakukan kegiatan dan menipu. Lalu, mengapa kegiatan mereka sampai nggak ketahuan di Indonesia? Masalah Busang ini kan berasal dari sejumlah pengusaha tambang pemilik Kuasa Pertambangan (KP) yang kerjanya cuma jadi makelar. Nah, mereka ini didatangi oleh perusahaan asing asal Australia, Westralian Atan Mineral (WAM). Mereka lalu melakukan eksplorasi, tapi tidak berhasil. Lalu ada perusahaan pertambangan yang masuk pasar modal di Kanada. Salah satunya adalah Bre-X yang kemudian datang ke Indonesia, membeli saham WAM dan melakukan kegiatan. Sebenarnya, Bre-X tak boleh melakukan kegiatan. Karena saat itu mereka bekerja atas nama KP. Apalagi lalu mereka mengumumkan telah menemukan emas. Akhirnya itu diketahui sebagai usaha penipuan. Tentu saja pemerintah kecolongan.


Terjadinya kasus Busang ini, karena tingkat profesionalisme aparat kita yang kurang, seharusnya tingkat profesionalisme, baik pengusaha maupun aparat birokrasi, perlu ditingkatkan. Hal ini disebabkan oleh ketidak kompakan kita. Akibatnya timbul kelompok-kelompok.


Etika Lingkungan untuk Akuntan Profesional


Akuntan profesional harus bekerja untuk kepentingan umum, bukan hanya untuk kepentingan keuangan mereka sendiri dengan mengorbankan para pemegang saham di masa depan. Dalam profesi akuntansi, ada gerakan menuju satu set global harmonisasi prinsip akuntansi dan auditing (GAAP danGaAs) dalam rangka memberikan efisiensi analitis untuk penyedia modal ke pasar dunia dan efisiensi komputasi dan pemeriksaan di seluruh dunia. Globalisasi telah datang ke perusahaan audit. Mereka sedang mengembangkan standar audit global untuk melayani klien utama mereka, dan standar perilaku suportif untuk memastikan penilaian mereka adalah independen, obyektif, dan akurat.



Sumber :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar